Belakangan ini terdapat rumor mengenai tempat baca buku yang unik di daerah Sayang, Jatinangor. Kabar burung ini begitu cepat menyebar dari mulut ke mulut. Beberapa kawan menggambarkan tempat ini dengan kalimat ; cozy abis, keren, asik, menarik, romantis, dan lainnya lah.
Tapi sayangnya nama tempat tersebut tidak menyebar sehebat rumor mengenai keberadaaanya. Sehingga seringkali jika saya menanyakan nama tempat tersebut, mereka menjawab ”pokoknya yang dekat SD. Di pinggir jalan kok. Sebelum belokan kuburan Sayang”.
Sayangnya saya belum sempat berkunjung ke sana kecuali sekarang ini. Dan ternyata memang benar sekali. Tempatnya sangat berbeda. Namanya pun sangat unik, ”Bacabuku”, just that simple. Mulai dari desain, peletakkan rak buku, dan berbagai hal lainnya benar-benar selera anak muda.
Jika saya kelompokkan apa yang saya lihat ini, bersama toko buku dan taman baca lain yang ada di Jatinangor, tempat ini sangat terasa membawa suasana baru dalam membaca buku. Hal yang paling menonjol dari tempat ini adalah suasana yang sangat berbeda. Tidak akan dapat saya samakan dengan tempat lain di Jatinangor.
Saya masuk, menemukan penjaga terpajang di balik meja kerja, lalu menyapa ramah dan meminta izin untuk menanyakan informasi. Satu hal, sesungguhnya saya sangat terganggu dengan keengganan sang penjaga toko untuk menjawab pertanyaan saya atas nama ’ketidakberwenangan’. Sangat sulit untuk menarik keluar informasi dari penjaga tempat ini.
Tapi akhirnya saya berhasil menanyakan dan mendapat beberapa informasi yang mungkin (dan pasti akan) berguna bagi teman-teman mahasiswa.
Pertama, Bacabuku beralamat lengkap di jalan Kol. A. Syam no. 48 A Jatinangor 45363. Wilayah ini biasa disebut Sayang.
Didirikan tanggal 8 November 2007. Sudah cukup lama, tapi masih tergolong tempat baru. Apalagi saya sendiri belum tahu.
Menurut sang penjaga, target tempat ini adalah semua kalangan. Namun yang dimaksud ”semua kalangan” tersebut pasti pecinta komik sejati. Karena dari 14 rak buku yang yang ada di dalam Bacanuku, 9 diantaranya dijejali dengan komik. Hanya disediakan 5 rak untuk menampung buku pengetahuan populer, novel (Inggris dan sastra), majalah, , dan tiga buah rak mungil dengan tulisan ”new edition”, ”best seller”, dan ”recomended”.
Tempat ini buka dari jam sembilan pagi hingga jam tujuh malam. Dan diklaim menyediakan bacaan anak-anak, dewasa, sampai orang tua.
Ini mungkin kabar baik, bahwa ketika saya mendaftar menjadi member, saya dilayani dengan sangat ramah, dan yang paling penting, gratis. Entah sampai kapan, tapi ada baiknya, selagi gratis cepat-cepat mendaftarkan diri sebagai member. Ini bukan promosi, sumpah. Tapi tempat ini memang sangat keren.
Syarat yang dibutuhkan cukup sederhana. Cukup mengisi formulir, menyertakan fotokopi KTP dan KTM, dan pas photo 2 lembar. Saya doakan gratis selalu.
Buku-buku yang berada di sini dapa dibaca di tempat ataupun dipinjam. Biaya yang dikenakan untuk peminjaman bervariasi tergantung harga buku yang bersangkutan. Mulai dari seribu hingga dua puluh ribu rupiah. Juga dikenakan denda untuk merusak atau melecakkan buku sehingga (menurut bahasa mereka) tidak nyaman lagi untuk dibaca.
Bacabuku memiliki fasilitas yang lengkap. Mushola, toilet, dan yang paling asik, teras baca. Teras baca ini sangat asik dan nyaman, namun di tengah siang cukup terasa panas, karena menggunakan kanopi yang saya rasa kurang redup, atau mereduksi panas.
Tempat ini tidak memiliki cabang. Itu bagus, karena akhirnya Jatinangor punya ikon unik untuk dibanggakan.
Tidak ada kata lain untuk menggambarkan tempat ini selain, ”lebih baik datang sendiri dan lihat kehebatannya”. Salam dari Bicky. See ya...
Tapi sayangnya nama tempat tersebut tidak menyebar sehebat rumor mengenai keberadaaanya. Sehingga seringkali jika saya menanyakan nama tempat tersebut, mereka menjawab ”pokoknya yang dekat SD. Di pinggir jalan kok. Sebelum belokan kuburan Sayang”.
Sayangnya saya belum sempat berkunjung ke sana kecuali sekarang ini. Dan ternyata memang benar sekali. Tempatnya sangat berbeda. Namanya pun sangat unik, ”Bacabuku”, just that simple. Mulai dari desain, peletakkan rak buku, dan berbagai hal lainnya benar-benar selera anak muda.
Jika saya kelompokkan apa yang saya lihat ini, bersama toko buku dan taman baca lain yang ada di Jatinangor, tempat ini sangat terasa membawa suasana baru dalam membaca buku. Hal yang paling menonjol dari tempat ini adalah suasana yang sangat berbeda. Tidak akan dapat saya samakan dengan tempat lain di Jatinangor.
Saya masuk, menemukan penjaga terpajang di balik meja kerja, lalu menyapa ramah dan meminta izin untuk menanyakan informasi. Satu hal, sesungguhnya saya sangat terganggu dengan keengganan sang penjaga toko untuk menjawab pertanyaan saya atas nama ’ketidakberwenangan’. Sangat sulit untuk menarik keluar informasi dari penjaga tempat ini.
Tapi akhirnya saya berhasil menanyakan dan mendapat beberapa informasi yang mungkin (dan pasti akan) berguna bagi teman-teman mahasiswa.
Pertama, Bacabuku beralamat lengkap di jalan Kol. A. Syam no. 48 A Jatinangor 45363. Wilayah ini biasa disebut Sayang.
Didirikan tanggal 8 November 2007. Sudah cukup lama, tapi masih tergolong tempat baru. Apalagi saya sendiri belum tahu.
Menurut sang penjaga, target tempat ini adalah semua kalangan. Namun yang dimaksud ”semua kalangan” tersebut pasti pecinta komik sejati. Karena dari 14 rak buku yang yang ada di dalam Bacanuku, 9 diantaranya dijejali dengan komik. Hanya disediakan 5 rak untuk menampung buku pengetahuan populer, novel (Inggris dan sastra), majalah, , dan tiga buah rak mungil dengan tulisan ”new edition”, ”best seller”, dan ”recomended”.
Tempat ini buka dari jam sembilan pagi hingga jam tujuh malam. Dan diklaim menyediakan bacaan anak-anak, dewasa, sampai orang tua.
Ini mungkin kabar baik, bahwa ketika saya mendaftar menjadi member, saya dilayani dengan sangat ramah, dan yang paling penting, gratis. Entah sampai kapan, tapi ada baiknya, selagi gratis cepat-cepat mendaftarkan diri sebagai member. Ini bukan promosi, sumpah. Tapi tempat ini memang sangat keren.
Syarat yang dibutuhkan cukup sederhana. Cukup mengisi formulir, menyertakan fotokopi KTP dan KTM, dan pas photo 2 lembar. Saya doakan gratis selalu.
Buku-buku yang berada di sini dapa dibaca di tempat ataupun dipinjam. Biaya yang dikenakan untuk peminjaman bervariasi tergantung harga buku yang bersangkutan. Mulai dari seribu hingga dua puluh ribu rupiah. Juga dikenakan denda untuk merusak atau melecakkan buku sehingga (menurut bahasa mereka) tidak nyaman lagi untuk dibaca.
Bacabuku memiliki fasilitas yang lengkap. Mushola, toilet, dan yang paling asik, teras baca. Teras baca ini sangat asik dan nyaman, namun di tengah siang cukup terasa panas, karena menggunakan kanopi yang saya rasa kurang redup, atau mereduksi panas.
Tempat ini tidak memiliki cabang. Itu bagus, karena akhirnya Jatinangor punya ikon unik untuk dibanggakan.
Tidak ada kata lain untuk menggambarkan tempat ini selain, ”lebih baik datang sendiri dan lihat kehebatannya”. Salam dari Bicky. See ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar